-->

Contoh Pendahuluan Penelitian


PENDAHULUAN

   A.    Background
Pada awalnya, bahasa Inggris, secara formal, hanya diajarkan mulai dari tingkat SMP/MTS (Sekolah Menengah Atas/Madrasah Tsanawiyah). Seiring dengan berjalannya waktu, sekarang bahasa Inggiss sudah mulai diajarkan  di tingkat SD/MI (Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah), bahkan sudah ada beberapa sekolah Taman Kanak-kanak (Taman Kanak-kanak) juga suda memasukkan bahasa inggris sebagai mata pelajaran mereka. Hal ini berarti bahwa belum dewasa pada usia dini telah diperlukan bisa mendapat pengalaman terhadap pemerolehan bahasa inggris sebagai bahasa aneh ataupun bahasa ke dua. Hal ini berdasar dari hadirnya teori  pemerolehan bahasa kedua, SLA (Second Language Acquisition), oleh Stephen Krashen yang menyampaikan penguasaan bahasa kedua (di sini: bahasa inggris) lebih efektif melalui pemerolehan (acquisition), yang berarti siswa memperolah bahasa kedua bagaikan memperolah bahasa Ibu (Indonesia) bagaikan mempelajari secara sadar bahasa itu. Hasil penelitian terbaru dikatakan bahwa “pemerolehan bahasa” tidak hanya sanggup terjadi pada belum dewasa (elementary) tetapi juga pada tingkat orang sampaumur (intermediate/advanced).

Di tingkat SMP/MI, para siswa sudah mulai untuk fokus dalam mempelajari ke empat skill (reading, listening, speaking, dan writing secara sederhana). Hal ini berarti siswa diperlukan sudah memiliki kosa kata (vocabulary) kurang lebih 700. Kosa kata 700 itu sudah seharusnya mereka kuasai dengan baik, baik itu arti katanya maupun cara pegucapan (pronunciation) kosa kata tersebut. Penguasaan kosa kata tak akan pernah bisa terlepas dari ke empat skill yang haru dimiliki oleh seorang siswa. Tanpa pengausaan vocabulary yang cukup siswa akan mendapat kesulitan yang signifikan dalam menguasai ke empat skill tersebut. Hal ini menurut bukti, baik itu dari gosip guru dan siswa sendiri, bahwa para siswa kelas VII C di Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah masih sering mengalami kesulitan dalam menguasai ke 4 skill itu. Yang paling terang nampak ialah pemahaman mereka terhadap teks-teks reading masih sangat lemah.

Para guru sendiri mengeluhkan akan lemahnya penguasaan kosa kata para siswa dengan anggapan bahwa seharusnya penguasaan kosa kata siwa sudah dialami semenjak usia dini (pada masa Sekolah Dasar). Para guru mengalami kesulitan dalam menawarkan kosa kata kepada para siswa dikarenakan waktu singkat yang kurang memungkinkan untuk menawarkan kelas yang betul-betul fokus ke penguasaan kosa kata sebab guru harus mengajarkan ke empat skill menurut kurikulum yang berlaku.

Selain itu, adanya anggapan di kalangan pelajar bahasa Inggris di Indonesia, termasuk siswa di VII C Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah, yang beranggapan bahwa mencar ilmu bahasa inggris itu sulit sebab harus menguasai struktur bahasa inggris (grammar) yang berbeda dengan struktur bahasa Indonesia. Anggapan ini menciptakan para pelajar bahasa inggris itu lebih mementingkan mencar ilmu grammar dibandingkan menguasai kosa kata yang cukup. Faktor lain yang mengakibatkan kurangnya penguasaan kosa kata bahasa inggris dikalangan siswa ialah adanya perkiraan bahwa menghapal kosa kata itu hal yangsulit dan membosankan sebab kosakata yang sudah dihapal hari ini contohnya akan dengan cepat hilang dari memori di esok harinya.

Menurut Winitz (1961) pembelajaran bahasa yang efektif harus dimulai dengan “pemahaman” terhadap bahasa yang dipelajari dan pada alhasil siswa akan bisa memproduki “bahasa” tersebut. Makna dari kata “pemahaman” di sini tidaklah keluar dari penguasaan kosa kata (vocabulary) yang akan membawa para siswa memahami bahasa tersebut (inggris). Sedangkan kata “memproduksi” di sini kembali ke empat skill yang harus dikuasai oleh siswa, bisa  kita spesifikkan ke kemampuan “speaking”.

Berdasarkan teori di atas metode yang paling sesuai untuk pembelajaran bahasa inggris yang sempurna ialah metode TPR (Total Phisical Response). TPR merupakan sebuah pendekatan dalam pengajaran bahasa inggris yang berdasar pada kemampuan indera pendengaran (listening), yag berbentuk perintah, yang biasanya dihubungkan atau diaplikasikan dengan aktifitas-aktifitas fisik. Alasan lain peneliti ialah bahwa siswa Sekolah Menengah Pertama (adolescents) akan lebih merasa relax, nyaman dan enjoy dalam mencar ilmu dengan mendengarkan music yang akan membantu efektifnya pembeajaran (Chomsky).

Akhirnya, penulis ingin menekankan bahwa dalam PTK (Penelitian Kelas) ini akan dilakukan dengan memakai metode TPR (Total Phyisical Response), yang memakai lagu-lagu (songs) dan aktifitas-aktifitas fisik di kelas VII C di Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah Makassar. Penelitian ini berjudul: “MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA KATA  SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TPR (TOTAL PHISICAL RESPONSE) DI MENIT AWAL (10-15 MENIT) PADA SETIAP PERTEMUAN/KELAS DI KELAS VII C Sekolah Menengah Pertama MUHAMMADIYAH MAKASSAR TAHUN AJARAN 2011-2012.”

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana implementasi penggunaan metode TPR (Total Physical Response) dengan memakai lagu (songs) dan aktifitas fisik (body movement) dalam pengajaran kosakata bahasa inggris di Sekolah Menengah Pertama kelas VII C Muhammadiyah Makassar tahun anutan 2011/2012?; dan
2.      Dapatkah metode TPR (Total Physical Response) dengan memakai lagu (songs) dan aktifitas fisik (body movement) meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa inggris siswa Sekolah Menengah Pertama kelas VII C Muhammadiyah Makassar tahun anutan 2011/2012?

   C.    Batasan Masalah
1.      Penelitian difokuskan dalam penggunaan metode TPR (lagu-lagu dan aktifitas-aktifitas fisik) dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa inggris siswa;
2.      Lagu-lagu dan aktifitas-aktifitas fisik yang dipakai dalam metode ini (TPR) didasarkan dari jenis kosa kata, sesuai tema pembelajaran di setiap pertemuan, yang ingin diperkenalkan ke siswa.
3.      Yang menjadi subjek dari penelitian ini terbatas pada guru-guru bahasa inggris dan para siswa kelas VII C Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah Makassar.

   D.    Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan duduk masalah di atas, tujuan umum dari penelitian ini ialah untuk meningkatkan penguasaan kosa kata siswa. Berikut tujuan-tujuan secara khusus:
1.      Untuk menggambarkan implementasi penggunaan metode TPR (Total Physical Response) dengan memakai lagu (songs) dan aktifitas fisik (body movement) dalam pengajaran kosakata bahasa inggris di Sekolah Menengah Pertama kelas VII C Muhammadiyah Makassar tahun anutan 2011/2012.; dan
2.      Untuk mencari tahu apakah penggunaan metode TPR (Total Physical Response) dengan memakai lagu (songs) dan aktifitas fisik (body movement) meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa inggris siswa Sekolah Menengah Pertama kelas VII C Muhammadiyah Makassar tahun anutan 2011/2012

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel